Cari Blog Ini

Kamis, 11 Desember 2014


MEMAHAMI HADITS KULLU BID'ATIN DLOLALAH

Heran, dari dulu pengikut wahabi salafi selalu mempertahankan hadits "Kullu bid'atin dholalah" bahwa menurut mereka SEMUA YG BARU ITU SESAT.

Memahami Hadits "Kullu Bid'atin Dholalah" Secara Ilmiah.

كل بدعة ضلالة"
Setiap Bid'ah Itu Sesat"
Sebagian org selalu berhujjah dengan hadits di atas untuk mengatakan bahwa setiap perkara baru adalah bid'ah dhalalah (sesat).
Pendapat begini bisa menyesatkan masyarakat awam jika tidak dengan cara beristidlal (mengeluarkan dalil) dalam masalah agama.
Mari kita memahami hadits ini mengikut uraian fuqaha melalui ilmu Usul al-Fiqh, Mantik dan Balaghah.

Memahami Melalui Ilmu Usul al-Fiqh.

Dalam kaedah Usul al-Fiqh, hadits ini termasuk di dalam kaedah :
العموم بمعنى الخصوص"
Umum dengan (membawa) makna yg khusus".
Maksudnya, perkataan bid'ah (perkara baru) dalam hadits ini, adalah dikhususkan kepada bid'ah (perkara baru) yg bertentangan dengan empat sumber yaitu al-Qur'an, as-Sunnah, Atsar Sahabat dan Ijma'.
Bid'ah yg bertentangan dengan 4 sumber hukum ini disebut Bid'ah Dhalalah (sesat). Jika ia tidak bertentangan dengannya, maka disebut Bid'ah Hasanah (baik).

Memahami Melalui Ilmu Mantik.

Di dalam ilmu Mantik, perkataan "kullu" ( كل ) terbagi kepada dua yaitu :
1. Kullu Majmu' ( كل مجمع ) yaitu Kullu yg berarti sebagian atau sekumpulan.
2. Kullu Jami' ( كل جامع) yaitu Kullu yg berarti, semua, setiap atau keseluruhan tanpa terkecuali.
Dalam konteks hadits di atas, hendaklah difahami dengan "Sebagian bid'ah adalah sesat". Bid'ah yg sesat inilah yg disebut dengan Bid'ah Dholalah. Bukti adanaya Kullu Majmuk dalam al-Quran dan al-Hadits ialah :
تُدَمِّرُ كُل شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَىٰ إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ"
Yang menghancurkan segala (sebahagian) sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yg kelihatan kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka". (Al-Ahqaf : 25).
Walaupun banjir besar yg berlaku pada zaman Nabi Nuh memusnahkan banyak benda, tetapi bukit-bukit, langit dan bumi tidak dibinasakan.
كل ابن يأكله التراب الا عجب الذنب
"Setiap anak Adam akan dimakan bumi kecuali tulang sulbi (a'jbal zanab)". (Riwayat al-Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, Abu Daud an-Nasa'i dan Ibnu Majah).
Keterangan hadits ini seolah-olah memberi gambaran bahwa semua jasad manusia yg meninggal dunia akan dimakan bumi, tetapi hadits lain yg menyatkaan bahwa jasad para nabi dan para syuhada' tidak dimakan bumi.

Memahami Melalui Balaghah.

Menurut ilmu Balaghah, "Setiap benda mesti mempunyai sifat".
Adalah mustahil jika satu benda, mempunyai dua sifat yg bertentangan. Berkenaan hadits, "Setiap bid'ah itu sesat dan setiap sesat itu di dalam neraka". Jika mengikuti ilmu Balaghah, bid'ah adalah benda.
Dalam hadits di atas, sifat bagi bid'ah tidak disebutkan. Jika ingin ditulis sifat bid'ah, ia membawa kemungkinan :
1) Sifat Bid'ah itu baik, maka ia akan menjadi :
كل بدعة حسنة ضلالة، وكل ضلالة في النار
"Setiap bid'ah yg baik itu sesat dan setiap kesesatan itu di dalam neraka".
Perkara ini adalah mustahil kerana sifat baik dan sesat tidak boleh berkumpul dalam satu benda dan pada waktu dan tempat yg sama.
2) Jika sifat bid'ah itu tidak baik (keji), maka ia akan menjadi :
كل بدعة سيئة ضلالة، وكل ضلالة في النار
"Setiap bid'ah yg keji itu sesat dan setiap kesesatan itu di dalam neraka"
Perkara ini boleh diterima kerana sifat baik dan sesat tidak boleh berkumpul dalam satu benda dan dalam waktu dan tempat yg sama. Jadi kenyataan "setiap bid'ah yg keji itu sesat" boleh diterima.


Hadits Lain yg Mentakhsiskan (Mengkhususkan) Keumuman Hadits Ini.

1 - "Barangsiapa yg mengadakan sesuatu bid'ah dholalah (sesat) yg tidak diridhai Allah dan Rasul-Nya, maka dosanya seperti dosa org yg mengamalkannya dengan tidak dikurangi sedikit pun daripada dosa mereka itu". (Riwayat Imam at-Tirmizi dan Imam Ibnu Majah).
Keterangan : Dalam hadits ini, perkataan "bid'ah" secara jelas ditaqyidkan (diikatkan) dengan sifatnya yg dholalah (sesat), yg tidak diridhai Allah dan Rasul-Nya.
2 - "Barangsiapa mengadakan di dalam Islam sunnah (perkara baru) yg baik lalu diamalkan org kemudian sunnahnya, maka baginya pahala sebagaimana pahala org yg mengerjakannya dengan tidak dikurangi sedikitpun daripada pahala org yg mengerjakan itu. Dan barangsiapa yg mengadakan di dalam Islam sunnah (perkara baru) yg tidak baik lalu diamalkan org kemudian sunnahnya itu, maka baginya dosa sebagaimana dosa org yg mengerjakannya dengan tidak dikurangkan sedikit pun dari dosa org yg mengerjakan itu. (Riwayat Imam Muslim).
Keteragan : Mewujudkan perkara baru yg baik (Bid'ah Hasanah) akan diberi pahala, manakala mewujudkan perkara baru yg tidak baik (Bid'ah Dhalalah) akan mendapat dosa.
3 - "Barangsiapa yg membuat sesuatu yg baru dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yg bukan daripadanya (agama), maka ia tertolak. (Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
Keterangan.

i) Manthuq al-Hadits (maksud tersurat) : "Membuat sesuatu yg baru yg bukan daripada agama (yaitu yg bertentangan dengan al-Qur'an, Hadits, Atsar dan Ijma'), maka ia tertolak". Inilah namanya Bid'ah Dhalalah.

ii) Mafhum Mukhalafah (maksud tersirat) "Mengadakan sesuatu yg baru, yg datang daripada agama (yaitu yg ada dalil umum dari atau tidak bertentangan dengan 4 sumber hukum), maka ia tidak tertolak". Inilah namanya Bid'ah Hasanah.



Kesimpulan, Para fuqaha' sangat teliti dalam menghukumkan sesuatu perkara baru yg tidak ada pada zaman Nabi. Menghukumi secara mutlak dengan bid'ah dholalah (sesat) adalah sangat jauh daripada kebenaran. Ini kerana bid'ah dholalah akan membawa pelakunya kepada neraka. Na'uzubillah. Hadits yg berkaitan dengan bid'ah di atas hendaklah difahami sedalam-dalamnya. Oleh itulah para fuqaha' (semoga Allah membalas mereka dengan pahala yg sempurna), menjelaskannya melalui ilmu Usul al-Fiqh, ilmu Mantik dan ilmu Balaghah, agar hadits ini difahami dengan tahqiq (benar).

Wallohu a'lam bis-Showab.

(IBNU THURSINAA)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar